Karya: Teguh Santosa
Penerbit:
Tahun:
Kabar bahwa Indonesia telah merdeka sampai ke Semarang, beberapa hari setelah 17 Agustus 1945. Seorang laki-laki berseru, “Merdeka! Merdeka!” Orang-orang desa beranjak ke luar rumah untuk mengetahui hiruk-pikuk ap aitu, meski tidak mengetahui apa maksud dari kata “merdeka”. Namun, Pak Sasto, bekas guru yang pernah dipecat pemerintah Jepang, mengetahuinya. Ia pun langsung mengibarkan bendera merah putih yang dijahit sang istri sembari berkata, “Ingat, betapa megahnya dia berkibar! Pakaian kitab oleh compang-camping, tapi sang merah puti harus utuh dan bersih!” DOR! Sebuah bunyi peluru yang ternyata berasal dari serdadu Jepang. Mereka menyerang ke arah Pak Sastro setelah aksi pengibaran bendera merah putih. Peluru itu mengenai badannya. Andono, putra semata wayang mereka, menyaksikan semua peristiwa penyiksaan bapaknya dengan tidak berdaya. Komik Teguh Karya ini muncul di majalah Ananda.




